Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Disunnahkan bagi kita untuk berpuasa mulai dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah. Dalam hal ini Imam An-Nawawi mengatakan, di antara puasa sunnah adalah puasa sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah. Dalam kitab al-Minhaj Syarah Shahih Muslim, Imam An-Nawawi dengan sangat tegas menyatakan puasa tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah sangat disunnahkan. Imam an-Nawawi berkata, “Bahkan sangat disunahkan untuk berpuasa di hari-hari ini, karena puasa termasuk amalan yang paling utama.” (An-Nawawi, Syarah Sahih Muslim). Dalam kitab Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, Imam An-Nawawi juga kemudian memberikan dalil shahih mengenai syariat puasa tersebut. Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh istri-istri Nabi Muhammad SAW.

“Dari Hunaidah Ibn Khalid, dari istrinya, dari istri-istri Nabi, mereka berkata, Rasulullah biasa berpuasa sembilan hari di bulan Dzulhijjah, berpuasa di hari Asyura, berpuasa tiga hari di setiap bulannya, puasa Senin pertama dan juga hari Kamis di setiap bulannya. (HR Abu Dawud, Ahmad, dan Nasa’i. Ahmad dan Nasa’i menambahkan, ‘dan dua Kamis’).

Dari kesembilan hari tersebut ada puasa yang disebut dengan puasa Arafah yaitu puasa pada 9 Dzulhijjah. Ada juga puasa tarwiyah yaitu puasa pada 8 Dzuhijjah.

“Dari Abi Qatadah ra berkata Rasulullah SAW bersabda, puasa hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun, yaitu tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya. Puasa Asyura menghapuskan dosa tahun sebelumnya. (HR Jamaah kecuali Bukhari dan Tirmizy).

Ibadah haji jelas memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Meski hanya wajib atas mereka yang mampu, akan tetapi karena kerinduan yang dalam banyak orang berusaha untuk bisa mendapatkan panggilan Allah SWT agar menjadi tamu-Nya. Salah satu keutamaan itu adalah mereka disebut sebagai tamu-tamu Allah. Maka kemuliaan apalagi yang akan dikejar seorang manusia jika dia sudah mendapatkan predikat tamu Allah. Kemuliaan lain yang akan diperoleh tamu-tamu Allah itu adalah kemudahan jalan ke surga. Jika haji mereka mabrur, maka tidak ada balasan dari Allah kecuali surga.

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda, dari satu umrah ke umrah yang lainnya menjadi penghapus dosa di antara keduanya. Dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga. (HR Bukhari dan Muslim).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *